Antara Cinta Dan Teman
Namaku Nini. Hari ini adalah hari terakhirku berada di rumah, karena
aku akan memulai kehidupan baru. Kehidupan yang akan menjadi tantangan
bagiku, karena aku akan tinggal di asrama. Yang namanya asrama harus
berpisah dengan orangtua. Memang sedih rasanya berpisah dari orangtua,
tapi demi cita-cita dan tujuan semuanya harus ku jalani. Pada hari
pertama sekolah, aku berpapasan dengan seorang perempuan. Bagiku dia
terlihat sedikit ketus dan aku pun berusaha untuk mendekatinya. Akhirnya
kami pun menjadi teman baik, dia adalah Viona. Viona adalah anak yang
baik, polos, dan anak yang pintar.
Mulai dari saat itu kami pun saling menjaga satu sama lain. Kami pun
saling berbagi cerita. Ketika itu aku kenal dengan seorang cowok. Dia
adalah teman sekelasku, dia adalah Vito. Dia anak yang pintar, hebat dan
bisa dikatakan termasuk kriteria cowok yang ganteng. Aku mulai dekat
dengan dia karena kami punya hobi yang sama yakni bermain games dan
sama-sama suka semua hal yang berbau komputer. Kami pun saling bercerita
tentang games dan komputer. Tanpa aku sadari, aku mulai memiliki
perasaan yang aneh padanya. Apakah ini yang namanya Cinta? Semenjak itu
kami mulai dekat.
Pada suatu hari aku pun bertanya padanya, “Apa kamu tahu banyak tentang komputer?”
“Ya bisa dibilang begitu, memangnya kenapa?” jawabnya.
“Tidak, aku hanya bertanya, apakah kamu mau bercerita banyak kepadaku?” pintaku padanya.
Dan dia pun menjawab, “Ya tentu, kalau kamu menanyakan tentang komputer
ataupun games, kalau aku tahu pasti aku akan menjawabnya.” kata Vito
dengan ramah.
Pada suatu kesempatan aku menceritakan kepada Viona bahwa aku
menyukai Vito, tetapi Viona hanya tersenyum dan berkata, “Kamu suka sama
Vito?” aku melihat sebuah kesedihan di balik senyumnya. Setelah aku
selesai bercerita kepada Viona, aku langsung pergi ke kamar ku. Dan
esoknya Viona langsung memberitahukan hal itu kepada teman sekamarnya.
Setiap aku masuk kamar Viona, aku selalu diledek dan ditertawakan. Tapi
aku tidak menganggap itu hal yang serius. Setelah ujian semester 1
selesai, sekolahku mengadakan kegiatan classmeeting. Kegiatan ini
ditutup dengan kegiatan outbound. Saat outbound aku tidak melihat Vito,
dan lantas hatiku pun bertanya-tanya, “Kenapa Vito tidak ikut outbound?”
kataku dalam hati.
Tidak terasa hari pun sudah sore, kami pun kembali ke asrama. Pada
malam harinya rini teman sekamar Viona curhat dengan ku, dia berkata
kalau dia punya masalah di kamar dengan Viona. Rini pun berkata padaku
kalau dia di kamar tidak dianggap oleh Viona, dia juga merasa di
sudutkan. pada saat rini cerita tentang Viona kepadaku, dia keceplosan,
“Sebenarnya Viona itu suka sama Vito, di kamar dia sering bercerita
tentang Vito,” lantas aku terkejut mendengarnya. Lalu aku berkata kepada
Rini, “Seandainya Viona berkata jujur padaku dari dulu pasti semuanya
tidak akan seperti ini, aku pun juga mau mengalah kepada dia kalau dia
mau jujur kepadaku.”
Keesokan harinya Rini ulang tahun, kami merayakan ulang tahunnya di musala asrama.
Saat itu Vito tidak ada dan aku pun bertanya, “Oh ya Vito ke mana ya?
kok dia nggak ada?” Dan Rido pun menjawab, “Vito pulang ke rumah, dia
sakit dan sekarang dirawat di rumah sakit, kamu kok nggak tahu?”
“Kenapa kalian semua bertanya kepadaku, memangnya apa hubunganku dengan Vito?”
“Tapi Nini suka sama Vito, jadi Nini harus tahu dong bagaimana keadaan
Vito sekarang,” kata Viona dengan lantang. Teman-temanku terdiam. Aku
pun langsung pergi dari musala.
Pada keesokan harinya aku pergi menjenguk Vito bersama 5 orang
temanku dan salah seorang guru. Pada saat sampai di rumah Vito, aku
melihat Vito sedang main laptop di ruang tamu. “Assalamualikum,”
“Waalaikumsalam,” kata orang tua Vito dari dalam rumah dan Vito kaget dengan kedatangan kami.
Kami dipersilahkan masuk oleh orangtua Vito dan aku bertanya banyak
tentang penyakit Vito, awalnya orangtua Vito tidak mau memberitahukannya
karena itu permintaan dari Vito, setelah berbicara panjang lebar
akhirnya kami pun diberi tahu kalau Vito menderita penyakit limfoma,
kemarin baru siap dioperasi dan sekarang dia masih dalam proses
pemulihan. Tidak terasa hari pun sudah sore, kami pun kembali ke asrama.
Sesampaiku di asrama aku langsung ditanya oleh Viona bagaimana keadaan
Vito, aku menjelaskan sejelas-jelasnya bagaimana keadaan Vito kepada
Viona. Tidak terasa besok kami sudah menerima laporan hasil belajar pada
semester 1, aku kaget karena Vito datang, aku dan wali kelasku
menghampiri Vito, tidak terasa hari pun semakin siang, raport sudah
dibagikan, ternyata Vito mendapat peringkat satu dan aku mendapat
peringkat 2, Viona mendapat peringkat 3.
Setelah itu aku pulang ke rumah bersama ayahku begitu juga dengan
Vito dia pulang bersama mamanya. Setelah aku sampai di rumah aku
langsung menuju kamar dan menghidupkan komputer kesayanganku yang sudah
hampir 1 bulan tidak ku sentuh. Tidak terasa liburan akhir tahun sudah
hampir selesai, aku bersiap-siap untuk kembali ke asrama. Sesampai aku
di depan pintu utama asrama aku pun bertemu dengan Vito, kami hanya
saling senyum satu sama lain, dan pada saat aku masuk pintu asrama putri
aku bertemu dengan Rini dan Viona, kami pun saling bercerita tentang
masa liburan kami selama 1 minggu.
Pada saat kami bercerita Rania datang menghampiriku, dan memintaku
untuk masuk kamar karena ada suatu hal yang ingin dia ceritakan. Tapi
aku tahu mungkin yang akan dia ceritakan hanya hal yang tidak penting
dan aku tidak mau diajaknya. Keesokan harinya kegiatan sekolah kembali
dimulai, aku sangat antusias dengan hal itu, tapi ada satu hal yang
mengganjal di hatiku, aku dan Vito sekarang sudah mulai jauh dan kami
pun kalau bertemu hanya sekedar senyum, aku tidak tahu kenapa itu
terjadi, padahal sebelumnya hubungan kami baik-baik saja. Vito sudah
mulai dekat dengan Viona dan mereka sekarang menjadi teman dekat.
Tidak terasa bulan januari sudah hampir habis, Vito ulang tahun, aku
merencanakan untuk merayakan ulang tahunnya bersama teman-teman kelas,
tapi dia tidak mau, karena dia tidak suka hal seperti itu, dan kami
membatalkan rencana itu. Aku hanya memberi kartu ucapan selamat untuk
Vito. Dua hari setelah Vito ulang tahun, Viona berkata kepadaku. “Kenapa
kamu tidak memberikan kado kepada Vito?” Aku hanya diam, karena aku
tidak mau bicara banyak tentang Vito. Setelah itu aku melihat Vito masuk
kelas dan Viona menatapnya sambil senyum-senyum sendiri. Dan Vito juga
melirik Viona dengan tatapan yang tidak biasa. Aku mulai curiga dengan
gerak-gerik mereka.
Lalu aku bertanya kepada Rania, “Kenapa ya Vito dan Viona
gerak-geriknya aneh dua hari ini?” Rania terdiam mendengar pertanyaanku,
sorenya aku diajak Rania untuk belajar di kelas. Tanpa pikir panjang
aku mau diajak Rania untuk belajar di kelas, Rania heran dengan tingkah
lakuku, karena tidak biasanya aku mau diajak untuk ke luar kamar setelah
pulang sekolah. Sesampai aku di kelas, aku bertanya kepada Rania.
“Memangnya ada hubungan apa antara Vito dan Viona Ran?” Rania diam.
Lalu ia berkata, “Aku akan kasih tahu ke kamu semuanya, tapi kamu janji
kamu nggak akan sedih dan sakit hati nantinya,”
“Ya aku janji.” sambil senyum. “sebenarnya Viona dan Vito mereka pacaran
dan mereka jadian dua hari yang lalu.” Nini pun kaget mendengar hal
itu. Dan Nini langsung dipeluk oleh Rania. “Kamu yang sabar ya, semua
itu pasti ada hikmahnya, mungkin Vito itu bukan ditakdirkan untuk kamu”
“Tapi, aku hanya tidak menyangka, seorang teman yang aku percaya
selama ini berbuat seperti itu kepadaku, dia tega menusukku dari
belakang.”
“Zaman sekarang mana ada teman yang bisa dipercaya, ya sudahlah sekarang
mending kita belajar, kan tujuan kita ke sini tadi untuk belajar. Bukan
untuk sedih-sedihan dan buang-buang air mata untuk orang yang nggak
penting sama sekali,”
“Ya sudah yuk sekarang kita belajar, dari pada mikirin hal yang ngak
jelas, buang-buang waktu aja. Sebenarnya pada saat itu aku masih sedih,
tapi demi Rania aku berusaha untuk tetap tegar agar Rania juga tidak
ikut sedih.
Tidak terasa hari pun sudah sore, kami pun pulang ke asrama. Sesampai
di asrama, aku langsung tidur dan hari itu aku tidak salat berjamaah di
musala karena aku tidak ingin melihat wajah Viona. Aku tidak mau bicara
dengan Viona. tapi, kalau aku tidak mau hubungan persahabatanku dengan
Viona hancur hanya gara-gara masalah laki-laki. Satu bulan kemudian. Aku
dan Vito sudah akrab seperti dulu lagi, dan membuat Viona cemburu,
Viona putus dengan Vito. Dan mereka menjalani hidup mereka
masing-masing. Viona punya pacar baru. Sedangkan Vito sibuk denganku,
karena kami berdua bercita-cita ingin memiliki sebuah aplikasi yang
berguna sebagai media pembelajaran, dan kami juga sibuk untuk
mempersiapkan diri untuk ujian kenaikan kelas.
sumber :
http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/antara-cinta-dan-teman.html